Assalamu'alaikum,
Pada tanggal 8 Januari 2017 bertempatkan di Masjid Al-Lathiif Bandung diadakan acara Silaturahmi Pemuda Islam Bandung. Silaturahmi ini diadakan oleh Pemuda Hijrah,. tema yang disampaikan oleh Ustadz Hanan Attaki dan Mang Inong adalah Strategi Berdakwah. Saya bersama rekan-rekan lainnya mewakili @remajaislamsabah menghadiri acara tersebut.
Ustadz Hanan Attaki dan Mang Inong menyampaikan bahwa dakwah Rasulullah SAW merupakan suatu pergerakan bukan hanya event only atau hanya pada acara tertentu saja, melainkan selama 40 tahun dan bertahan selama 800 tahun. Ciri dakwah dari para Nabi yang pertama adalah Rabbaniyah. Para Nabi berdakwah karena perintah Allah SWT bukan untuk mencari keuntungan pribadi. Dimisalkan kita memiliki komunitas tapi memiliki maksud hanya untuk menambah followers atau hanya menginginkan eksistensi semata, artinya dakwah dan kelompok Islam kita ini hanya 'berdagang' (memiliki niatan untuk dilihat oleh) manusia, bukan karena Allah SWT. Sedangkan berdakwah segalanya harus berdasarkan niatan karena Allah SWT semata. Dalam berdakwah kita harus ikhlas, karena akan selalu ada saat ujian datang. Di misalkan kembali, kita menjadi pendiri atau pengurus suatu majelis. Di tengah jalan kita sudah tidak menjadi pengurus dan ternyata majelis itu bertambah besar, lalu muncul rasa ingin jasa kita di kenang sebagai pendiri atau pengurus, berarti jika kita memiliki rasa seperti itu, hilanglah pahala kita. Ingat, dakwah itu tentang kita dengan Allah SWT semata, bukan karena ingin dilihat oleh manusia.
Kedua adalah visioner. Dakwah kita hendak memiliki visi yang jelas, agar semua jalan kita terarah dan terstruktur. Dakwah kita harus memiliki goals, harus. Setiap dakwah yang dilakukan harus memiliki progress. Baik itu berupa kualitas maupun kuantitas. Katakanlah (maaf) artis yang menjadi target dakwah kita, jika hal itu tercapai artinya dakwah kita berhasil. Contoh lain, seseorang yang (maaf) belum berjilbab, dengan dia datang saja itu menandakan dakwah kita berhasil.
|
photo by @ujiilyas |
Ketiga adalah Waqi'iyyah atau realistis. Para Nabi selalu melihat segmen dakwah, dengan menyesuaikan bahasa terhadap suatu kaum. Suatu hari Nabi Ibrahim As sedang berdakwah kepada penyembah berhala, lalu di letakkannya lah palu di tangan berhala yang paling besar. Lalu dihancurkanlah berhala-berhala yang kecil. Para penyembah berhala itu pun protes,
Penyembah berhala : "siapa yang menghancurkan berhala-berhala itu?"
Nabi Ibrahim As : "yang memegang palu"
Penyembah berhala : "mana bisa berhala yang besar itu menghancurkan berhala-berhala yang kecil, itu merupakan benda mati, lalu bagaimana caranya?"
Nabi Ibrahim As : "jika kalian sudah tahu seperti itu, lalu mengapa kau sembah?"
Itu merupakan salah satu contoh sederhana. Berbeda jika para Nabi berdakwah kepada kaum pedagang atau ilmuwan. Kita pun sebagai penggiat dakwah harus mampu menyesuaikan segmen pasar dakwah kita.
Setelah Ustadz Hanan Attaki dan Mang Inong menyampaikan materi, rekan-rekan komunitas di persilahkan untuk foto bersama.
|
photo by @ujiilyas |
Setelah foto bersama, para ikhwan dan akhwat dipersilahkan untuk berwudhu dan mempersiapkan untuk solat dzuhur berjamaah. Diakhiri dengan makan siang bersama. Alhamduillah.
Semoga kegiatan mempererat tali silaturahmi ini kian terjaga. Semoga kegiatan dakwah kita diberi kemudahan, kelancaran juga keberkahan oleh Allah SWT. Nantikan Silaturahmi Pemuda Islam Bandung Jilid 2.
Wassalamu'alaikum.